Sabtu, 10 Oktober 2009

IKHLAS MENGHADIRKAN TUHAN SEBAGAI PIHAK KETIGA DALAM BERPACARAN




Sebelumnya saya haturkan mohon maaf tentang apa yang saya tulis ini. Jujur apa yang saya tulis ini hanya sebuah pemikiran spontan yang datang dari pikiran saya yang “sesat”. Saya pun sebenarnya tidak mau mengutarakan ini tapi perasaan ini terus mendesak saya untuk menulis. Jadi sekali lagi saya memohon maaf dan jangan pernah berpikiran bahwa saya adalah orang baik! Ya saya tidaklah baik karena terlalu banyak dosa dalam benak saya dan jiwa saya. Segala kebaikan adalah milik Allah..
Beberapa waktu lalu saya ingin mencoba menjadi orang “ikhlas” tapi tidak pernah bisa, tahu kenapa? Kalau kalian menjawab tidak tahu sama saya pun tidak tahu. Tiba – tiba saja perasaan itu muncul dalam beberapa detik. Sedetik kemudian saya berpikir apakah ikhlas itu? Saya mencari referensi dan menemukan jawaban bahwa ikhlas adalah menerima/ melakukan sesuatu hanya karena Allah bukan karena yang lain. (saya minta maaf bila tulisan ini terlalu agamis, tolong jangan mengecap saya sebagai orang baik. Please!)
Pengertian itu begitu mengetuk dan mencolek perasaan saya, tahu mengapa? Ya karena sebagai orang yang tidak baik saya benar-benar terperanjat karena saya sering kehilangan Tuhan dalam setiap bagian perjalanan hidup ini. Boleh saya bercerita? Boleh saja ya! Biar pikiran saya menjadi tenang, ya tenang karena bagi saya setelah sesuatu itu saya tuangkan baik bicara maupun tulisan yang penting ada yang memperhatikan maka pikiran ini seperti terwakili.
Sebagai manusia pastinya kita memiliki seorang manusia lagi yang dicintai atau diminta untuk mencintai. Baik di keluarga maupun di lingkungan atau lebih sempit lagi pasangan hidup – saya yakin tahu semua apa itu pasangan hidup? Iya lawan jenis laki-laki kepada perempuan, perempuan kepada laki-laki – dalam perjalanannya pun saya sering merasa gundah, sedih, takut, hancur, dan lain sebagai bila pasangan yang kita cintai “pacar” tidak berada didekat kita. Entah mengapa? Mungkin karena pikiran kita yang tidak dapat diatur secara logis akhirnya berimajinasi yang bermacam-macan tentang “pacar” kita. Wajar?! Iya itu merupakan hal yang wajar bagi setiap manusia, karena katanya manusia memiliki sisi hati – perasaan – dan pikiran – logika -. Bila satu bagian itu terkalahkan “perasaan / logika” oleh bagian yang lain “perasaan / logika” maka yang terjadi adalah tidak seimbang.
Perasaan tersebut pernah saya rasakan. Begitu takut dan terlalu takut karena “pacar” saya waktu itu berada jauh dibagian kota lain. Ketika perasaan takut itu mulai merasuki jiwa saya sampai pikiran pun tidak lagi tenang. Terlebih ketika kehilangan komunikasi dengan “pacar”. Perasaan jengkel, sayang, rindu pun mulai terasa sangat. Tahu apa yang waktu itu saya lakukan? mencoba berkomunikasi melalui sms, tapi tetap belum tenang apalagi sms yang saya kirim tidak pernah dibalas. Perasaan itu pun mulai menjadi – jadi. Tahu apa yang saya lakukan setelah itu? Kalian pasti tidak tahu! Ya karena saya kan belum saya beri tahukanukan. Baik sekarang saya beri tahu saya mulai banyak diam. Perasaan itu membuat saya ingin mencari tahu ada apa sebenarnya. Semakin saya mencari tahu semakin jauh saya dari apa yang saya cari. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk mencari tahu melalui orang terdekatnya. Namun tetap saja perasaan itu tidaklah memuaskan pikiran saya.
Uchggggg… saya pun mencoba mencari sesuatu yang dapat saya percaya untuk menyelesaikan perasaan ini namun sia – sia. Hingga akhirnya saya menemukan sesuatu yang dapat dipercaya. Kalian tahu siapa? Tuhan! Saya yakin Tuhan itu maha baik apabila kita titipkan cinta ini kepada Tuhan maka Tuhan akan menyampaiknnya kepada “pacar” saya, Tuhan maha mudah membuka mata hati manusia. Saya pun mempercayakan kepada Tuhan untuk menjadi perantara cinta saya kepada “pacar” saya. Ketika itulah perasaan saya mulai tenang dan saya yakin Tuhan maha mendengar!
Saya pun saat ini mulai yakin bahwa dalam percintaan ini Tuhan harus selalu hadir dalam setiap napas percintaan ini, karena Tuhan maha mencintai makhluknya. I Love You Allah.. Sampaikan isi hatiku kepadanya dan bukakan hati kami. Engkau selalu ada di hati kami berdua. Hehehe maaf ya kalau terlalu romantis.
Mintalah pada Tuhan ketika Dinda rindu Aku




oleh Budiana-edun-


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda